SURIMI
Kondisi Keberadaan Surimi Dunia
(1) Sebelum tahun 1945 : 115 nama kamaboko
1528, Chikuwa
Produksi komersial kamaboko dimulai padfa
awal abad 19 pada skala kecil menggunakan ikan hasil tangkapan lokal.
(2) Pengembangan industri sosis ikan
(1946-1960)
- Tumbuh industri produk berbasis surimi.
- Teknologi manufaktur
(3) Pengembangan surimi beku (1961-1973)
(4) Pengembangan teknologi saat ini (1974-
sekarang)
- Analog daging kepiting
- Surimi dehidrasi
(5) Perusahaan Surimi dengan sumber bahan
baku baru
- Antartic krill
- spesies ikan berdaging gelap kecil
(6) Tenologi pengawetan produk berbasis
surimi
- Produk dikemas tidak beku
- Produk berbasis surimi beku
PENGERTIAN SURIMI
Surimi dapat didefinisikan sebagai bentuk
cincang dari daging ikan yang telah mengalami proses penghilangan tulang (deboning)
pencucian dan penghilangan sebagian kadar air (dewatering) sehingga
dikenal sebagai protein konsentrat basah (wet concentrate protein) dari
daging ikan (Okada, 1992).
Bertak dan Karahadian (1995) mendefinisikan
surimi sebagai hancuran daging ikan yang dicuci berkali-kali dan dicampur
dengan cryoprotectans untuk mencegah terjadinya denaturasi protein selama
penyimpanan beku.
Processing of Surimi (Shimizu et al., 1992)
Bahan baku Surimi
•
Alaska Pollock Theragra chalcogramma
•
Pacific whiting Merluccius productus
(pantai barat
Kanada dan US)
M. hubbsi
(Argentina)
M. gayi (
Chili)
M. capensis
(Afrika Selatan)
•
Arrowtooth flounder Atheresthes stomias
(pantai barat US ke utara sampai laut Berings)
•
Hok Macuronus novaezeladiae
(NZ)
•
Southern blue whiting
•
Spesies ikan tropis : Ikan koral atau fusilier (Caesio
erytrogaster); wolf herring (Chirocentrus dorab)
•
Di Indonesia: contohnya; Ikan Belaso (Saurida
tumbil), Mata Besar (Priaacanthus sp), Kurisi (Nemiterus
nemathoporus), Puput (Illisa megaloptera)
Hal-hal penting dalam surimi
•
Dua unsur utama yang harus diperhatikan untuk
menghasilkan surimi berkualitas baik yaitu bahan baku berasal dari daging
berwarna putih dan berkadar lemak rendah dengan tingkat kesegaran tinggi.
Selain itu faktor biologis seperti fase bertelur, musim dan ukuran juga dapat
mempengaruhi kualitas surimi yang dihasilkan (Mitchell,1985).
•
Selama proses pembuatan surimi faktor utama yang
perlu diperhatikan adalah suhu air pencuci dan penggilingan daging. Jumlah
protein larut air yang hilang selama pencucian tergantung pada suhu air pencuci
yang akan berpengaruh terhadap kekuatan gel. Suhu air yang lebih tinggi akan
lebih banyak melarutkan protein larut air. Kekuatan gel terbaik diperoleh jika
jika hancuran daging ikan dicuci dengan air bersuhu 10-15oC (Schawrz
dan Lee, 1988)
•
Menurut Benyaku et al.(1996) pencucian
merupakan tahap kritis dalam proses pembuatan surimi.
Selama pencucian dapat menghilangkan materi yang dapat larut air :
-
darah,
-
protein sarkoplasma,
-
enzim pencernaan,
-
garam inorganik,
-
senyawa organik BM rendah seperti trimetilamin
oksida.
•
Pencucian juga dapat meningkatkan kualitas warna
dan aroma, serta meningkatkan kekuatan gel surimi.
•
Komponen utama yang dapat larut dalam air akan
hilang dalam jumlah yang besar pada siklus pencucian pertama kali. Secara umum
agitasi selama 5 min/setiapkali pencucian sebanyak dua kali dengan ratio
air:daging (3:1).
•
Teknologi
pembuatan surimi relatif sederhana sehingga mudah untuk diaplikasikan dan
diadopsi (aplicable and adaptable).
•
Surimi merupakan produk antara sehingga dapat
diolah lebih lanjut menjadi produk-produk olahan lain sesuai dengan keinginan.
•
Karena bentuknya yang tidak “bulky” sehingga
tidak memerlukan tempat penyimpanan yang besar. Oleh karenanya tepat untuk
diaplikasikan pada kapal-kapal penangkap udang (pukat udang) yang mempunyai
kapasitas palka terbatas.
•
Dengan penambahan cryoprotectants, yaitu
zat yang dapat mencegah atau menghambat proses denaturasi protein seperti
sorbitol, surimi dapat dibekukan (freezing) sehingga mempunyai umur simpan yang
lama.
•
Karena surimi mempunyai umur simpan panjang,
maka kontinuitas surimi sebagai bahan untuk diolah lebih lanjut terjaga
sepanjang tahun sehingga tidak terpengaruih oleh musim.
Mutu Surimi
•
Karakteristik kesegaran bahan baku surimi SNI
(01-2694.1-1992) secara organoleptik sekurang-kurangnya :
- rupa warna :
bersih, warna daging spesifik jenis ikan.
- aroma : segar spesifik ikan
- daging :
elastis, padat dan kompak
- rasa : netral agak
manis
•
Untuk mempertahankan mutu, bahan baku harus
segera diolah. Apabila terpaksa harus menunggu, maka bahan baku harus disimpan
dengan es atau air dingin ( 0 - 5oC),kondisi saniter dan higienis).
Persyaratan mutu
surimi
Jenis uji
|
Satuan
|
Persyaratan
mutu
|
(a)
Organoleptik
Nilai minimal
|
7
|
|
(b) Cemaran
mikroba
- ALT maks
- Escherichia coli
- Coliform
- Salmonella
- Vibrio cholerae
|
Koloni/g
Per 25 g
Per 25 g
|
5x105
< 3
3
Negatif
Negatif
|
(c) Kimia
- Abu total, maks
- Lemak, maks
- Protein, maks
|
% b/b
% b/b
% b/b
|
1
0,5
15
|
(d) Fisika
- Suhu pusat, maks
- Uji lipat, min
- Elastisitas, min
|
o C
g/cm2
|
-18
Grade A
300
|